Rabu, 22 Mei 2013
Typo Itu Sehat - WOW
Haihai.. Udah lama nggak sharing nih yeeee??? Udah kangen sama aku yang menawan dan baik hati ini... ;p eh iya, lagi ada PR nih, matematika, nggak asik banget kan ya? tapi kan, kalo mau sukses harus rajin belajar kan ye? Tapi ini tetep aja males kalo disuruh belajar , mendingan kan gini, sharing sama orang orang nggak jelas yang mau ngedengerin apainicurahanhatiguesaatini yang sangat amat alai(y) swekaleee~~~ eh tapi gapapa kan ya.. Kan sesama jomblo harus saling memahami.. Loe tau kenapa gue ngerti kalo loe jomblo? Karena kalo kamu "TAKEN" kamu nggak bakal nyempetin buka blog gue, soalnya absurd banget, loe tau kan yah?! Kan kalo loe "TAKEN" juga, loe pasti lebih milih smsan atau skype-an atau whatever lah yang penting loe hepi sama gandengan loe.. Ya kan ya?? Eh tapi tenang aja, gue juga nggak taken kok, tapi gue bukan jones kok (jomblo ngenes), karena gue single dan gue bahagia. Tau gak bedanya jomblo sama single? Menurut research (riset) ~maklum, cita cita mau masuk research ini~ gue, jomblo dan single itu sebenernya sama, prinsipnya sebenernya juga sama, kalo beruntung ya syukur, kalo nggak beruntung, pasti bentar lagi beruntung, terus punya pacar. Gitu kan ya? Iya aja deh, yekan? Tapi, yang ngebedain jomblo sama single itu sebenernya cuma masalah pendengaran, single itu kedengeran lebih 'elegan' aja daripada jomblo yang kedengerannya 'ngenes'. Eh, udah dulu ya, ini gue mau ngerjain tugas matematika. ATAS SEGALA TYPO YANG TELAH SAYA BUAT, BAIK YANG SAYA SENGAJA MAUPUN YANG TIDAK SAYA SENGAJA, SAYA MOHON MAAF. WASSALAMU'ALAIKUM WR. WB.
Minggu, 12 Mei 2013
Bermuda Triangle (Segitiga Bermuda)
Segitiga Bermuda (bahasa
Inggris: Bermuda Triangle), kadang-kadang disebut juga Segitiga
Setan adalah sebuah wilayah lautan di Samudra
Atlantik seluas 1,5 juta mil2 atau 4 juta km2
yang membentuk garis segitiga antara Bermuda, wilayah teritorial Britania Raya
sebagai titik di sebelah utara, Puerto Riko,
teritorial Amerika Serikat sebagai titik di sebelah
selatan dan Miami,
negara bagian Florida,
Amerika
Serikat sebagai titik di sebelah barat.
Segitiga bermuda sangat misterius.
Sering ada isu paranormal di daerah tersebut yang menyatakan alasan dari peristiwa
hilangnya kapal yang melintas. Ada pula yang mengatakan bahwa sudah menjadi
gejala alam bahwa tidak boleh melintasi wilayah tersebut. Bahkan ada pula yang
mengatakan bahwa itu semua akibat ulah makhluk luar angkasa.
Sejarah awal
Pada masa pelayaran Christopher Colombus, ketika melintasi
area segitiga Bermuda, salah satu awak kapalnya mengatakan melihat “cahaya aneh
berkemilau di cakrawala”. Beberapa orang mengatakan telah mengamati sesuatu
seperti meteor.
Dalam catatannya ia menulis bahwa peralatan navigasi tidak berfungsi dengan
baik selama berada di area tersebut.
Berbagai peristiwa kehilangan di
area tersebut pertama kali didokumentasikan pada tahun 1951 oleh E.V.W. Jones dari majalah Associated
Press. Jones menulis artikel mengenai peristiwa kehilangan misterius
yang menimpa kapal terbang dan laut di area tersebut dan menyebutnya ‘Segitiga
Setan’. Hal tersebut diungkit kembali pada tahun berikutnya oleh Fate Magazine
dengan artikel yang dibuat George X. Tahun 1964, Vincent Geddis menyebut
area tersebut sebagai ‘Segitiga Bermuda yang mematikan’, setelah istilah
‘Segitiga Bermuda’ menjadi istilah yang biasa disebut. Segitiga bermuda
merupakan suatu tempat dimana di dasar laut tersebut terdapat sebuah piramid
besar mungkin lebih besar dari piramid yang ada di Kairo Mesir. Piramid
tersebut mempunyai jarak antara ujung piramid dan permukaan laut sekitar 500 m,
di ujung piramid tersebut terdapat dua rongga lubang lebih besar.
Penjelasan beberapa sumber
Berikut adalah penjelasan dari
beberapa narasumber yang menyatakan keanehan Segitiga Bermuda bahwa di sana
terdapat gas
methan,
dianggap kapal yang hilang di sana telah melampaui batas kargo, Pangkalan UFO, tempat berkumpulnya
para setan golongan Jin
(Istana Setan) dan ada yang mengatakan bahwa di sanalah terletak telaga "Air Kehidupan" yang
sanggup membuat awet muda dan panjang umur.
Muatan berlebihan (melebihi muatan
yang ditentukan)
Perusahaan asuransi laut Lloyd's of London menyatakan bahwa segitiga
bermuda bukanlah lautan yang berbahaya dan sama seperti lautan biasa di seluruh
dunia, asalkan tidak membawa angkutan melebihi ketentuan ketika melalui wilayah
tersebut. Penjaga pantai mengkonfirmasi keputusan tersebut. Penjelasan tersebut
dianggap masuk akal, ditambah dengan sejumlah pengamatan dan penyelidikan
kasus.
Gas Methana dan pusaran air
Penjelasan lain dari beberapa peristiwa lenyapnya pesawat terbang dan kapal laut secara misterius adalah adanya gas metana di wilayah perairan tersebut. Teori ini dipublikasikan untuk pertama kali tahun 1981 oleh Badan Penyelidikan Geologi Amerika Serikat. Teori ini berhasil diuji coba di laboratorium dan hasilnya memuaskan beberapa orang tentang penjelasan yang masuk akal seputar misteri lenyapnya pesawat-pesawat dan kapal laut yang melintas di wilayah tersebut.
Menurut Bill Dillon dari U.S
Geological Survey, air bercahaya putih itulah penyebabnya. Didaerah segitiga
maut Bermuda, tapi juga di beberapa daerah lain sepanjang tepi pesisir benua,
terdapat "tambang metana". tambang ini terbentuk kalau gas metana
menumpuk di bawah dasar laut yang tidak dapat ditembusnya. Gas ini dapat muncul
secara tiba-tiba dari dasar laut retak.
Air yang dilalui gas ini mendidih
sampai terlihat sebagai "air bercahaya putih". Blow out serupa yg
pernah terjadi dilaut Kaspia sudah banyak menelan anjungan pengeboran minyak
sebagai korban. Regu penyelamat yang dikerahkan tidak menemukan sisa sama
sekali. Mungkin karena alat dan manusia yang menjadi korban tersedot pusaran
air, dan jatuh kedalam lubang bekas retakan dasar laut, lalu tanah dan air yang
semula naik ke atas tapi kemudian mengendap lagi didasar laut, menimbun mereka
semua.
Gempa laut dan gelombang besar
Teori ini mengatakan gesekan dan
goncangan di tanah di dasar Lautan Atlantik menghasilkan gelombang dahsyat dan
seketika kapal-kapal menjadi hilang kendali dan langsung menuju dasar laut
dengan kuat hanya dalam beberapa detik. Adapun hubungannya dengan pesawat, maka
goncangan dan gelombang kuat tersebut menyebabkan hilangnya keseimbangan
pesawat serta tidak adanya kemampuan bagi pilot untuk menguasai pesawat.
Gravitasi
Gravitasi (medan graviti terbalik,
anomali magnetik graviti) dan hubungannya dengan apa yang terjadi di Segitiga
Bermuda; sesungguhnya kompas dan alat navigasi elektronik lainnya di dalam
pesawat pada saat terbang di atas Segitiga Bermuda akan goncang dan bergerak
tidak normal, begitu juga dengan kompas pada kapal, yang menunjukkan kuatnya
daya magnet dan anehnya gravitasi yang terbalik.
Pangkalan U.F.O.
Lorong waktu (worm holes)
Dalam sejarah, orang, kapal-kapal,
pesawat terbang dan lain-lain sebagainya yang hilang secara misterius seperti
yang sering kita dengar di perairan Segitiga Bermuda, sebenarnya adalah masuk
ke dalam lorong waktu yang misterius ini.
Seorang ilmuwan Amerika yang bernama
Ado Snandick berpendapat,
mata manusia tidak bisa melihat keberadaan suatu benda dalam ruang lain, itulah
obyektifitas keberadaan lorong waktu.
Dalam penyelidikannya terhadap
lorong waktu, John Buckally mengemukakan
teori hipotesanya sebagai berikut:
- Obyektifitas keberadaan lorong waktu adalah bersifat kematerialan, tidak terlihat, tidak dapat disentuh, tertutup untuk dunia fana kehidupan umat manusia, namun tidak mutlak, karena kadang-kadang ia akan membukanya.
- Lorong waktu dengan dunia manusia bukanlah suatu sistem waktu, setelah memasuki seperangkat sistem waktu, ada kemungkinan kembali ke masa lalu yang sangat jauh, atau memasuki masa depan, karena di dalam lorong waktu tersebut, waktu dapat bersifat searah maupun berlawanan arah, bisa bergerak lurus juga bisa berbalik, dan bahkan bisa diam membeku.
- Terhadap dunia fana di bumi, jika memasuki lorong waktu, berarti hilang secara misterius, dan jika keluar dari lorong waktu itu, maka artinya adalah muncul lagi secara misterius.
Disebabkan lorong waktu dan bumi
bukan merupakan sebuah sistem waktu, dan karena waktu bisa diam membeku, maka
meskipun telah hilang selama 3 tahun, 5 tahun, bahkan 30 atau 50 tahun,
waktunya sama seperti dengan satu atau setengah hari.
Meskipun beberapa teori dilontarkan,
namun tidak ada yang memuaskan sebab munculnya tambahan seperti benda asing
bersinar yang mengelilingi pesawat sebelum kontak dengan menara pengawas
terputus dan pesawat lenyap.
Peristiwa-peristiwa terkenal
Pesawat pada penerbangan TBF Grumman Avenger, mirip dengan penerbangan 19
Salah satu kisah yang terkenal dan
bertahan lama dalam banyaknya kasus misterius mengenai hilangnya
pesawat-pesawat dan kapal-kapal yang melintas di segitiga bermuda adalah Penerbangan
19. Penerbangan 19 merupakan kesatuan angkatan udara dari lima
pesawat pembom angkatan laut Amerika
Serikat.
Penerbangan itu terakhir kali
terlihat saat lepas landas di Fort
Lauderdale, Florida pada tanggal 5 Desember 1945. Pesawat-pesawat pada
Penerbangan 19 dibuat secara sistematis oleh orang-orang yang ahli penerbangan
dan kelautan untuk mengahadapi situasi buruk, namun tiba-tiba dengan mudah
menghilang setelah mengirimkan laporan mengenai gejala pandangan yang aneh,
dianggap tidak masuk akal.
Karena pesawat-pesawat pada
Penerbangan 19 dirancang untuk dapat mengapung di lautan dalam waktu yang lama,
maka penyebab hilangnya dianggap karena penerbangan tersebut masih
mengapung-apung di lautan menunggu laut yang tenang dan langit yang cerah.
Setelah itu, dikirimkan regu
penyelamat untuk menjemput penerbangan tersebut, namun tidak hanya pesawat
Penerbangan 19 yang belum ditemukan, regu penyelamat juga ikut lenyap. Karena
kecelakaan dalam angkatan laut ini misterius, maka dianggap "penyebab dan
alasannya tidak diketahui".
Dan juga ditemukan adanya kaitan
segitiga bermuda dengan atlantis yang ditemukan adanya penemuan kota-kota kuno
dan berbagai bangunan di segitiga bermuda tersebut". Atlantis yang diduga
tenggelam dalam waktu satu hari satu malam diduga kuat tenggelam di segitiga
bermuda dan beberapa kawasan lainnya yang mirip dengan kejadian yang ada pada
segitiga bermuda tersebut salah satunya yaitu di Indonesia, Malaysia, India,
dan lainnya".
Kronologi dari beberapa peristiwa
terkenal
- 1840: HMS Rosalie
- 1872: The Mary Celeste, salah satu misteri terbesar lenyapnya beberapa kapal di segitiga bermuda
- 1909: The Spray
- 1917: SS Timandra
- 1918: USS Cyclops (AC-4) lenyap di laut berbadai, namun sebelum berangkat menara pengawas mengatakan bahwa lautan tenang sekali, tidak mungkin terjadi badai, sangat baik untuk pelayaran
- 1926: SS Suduffco hilang dalam cuaca buruk
- 1938: HMS Anglo Australian menghilang. Padahal laporan mengatakan cuaca hari itu sangat tenang
- 1945: Penerbangan 19 menghilang
- 1952: Pesawat British York transport lenyap dengan 33 penumpang
- 1962: US Air Force KB-50, sebuah kapal tanker, lenyap
- 1970: Kapal barang Perancis, Milton Latrides lenyap; berlayar dari New Orleans menuju Cape Town.
- 1972: Kapal Jerman, Anita (20.000 ton), menghilang dengan 32 kru
- 1976: SS Sylvia L. Ossa lenyap dalam laut 140 mil sebelah barat Bermuda.
- 1978: Douglas DC-3 Argosy Airlines Flight 902, menghilang setelah lepas landas dan kontak radio terputus
- 1980: SS Poet; berlayar menuju Mesir, lenyap dalam badai
- 1995: Kapal Jamanic K (dibuat tahun 1943) dilaporkan menghilang setelah melalui Cap Haitien
- 1997: Para pelayar menghilang dari kapal pesiar Jerman
- 1999: Freighter Genesis hilang setelah berlayar dari Port of Spain menuju St Vincent.
Kamis, 09 Mei 2013
About research at Oxford
For the intensity, breadth, quality and impact of its research, the University of Oxford has few peers anywhere in the world.
Our over-arching research objectives
are to lead the international agenda across the University’s
disciplinary spectrum and through interdisciplinary initiatives, and
make significant contributions to society – regionally, nationally and
internationally – through the fruits of our research.
The scale of research activity at Oxford is substantial, involving the four Academic Divisions, Continuing Education, Academic Services and University Collections (ASUC), more than 70 departments, the Colleges, 1632 academic staff (teaching and research), 3507 research and research support staff, and 4,637 postgraduate research students, supported by Oxford’s research administrators.
For the 2008 Research Assessment Exercise, Oxford submitted the largest number of researchers in a total of 48 fields. We were judged to have the largest volume of world-leading research (4* rated) of any UK university. Oxford subsequently received the highest amount of quality research funding from the Higher Education Funding Council for England (HEFCE) – nearly £119 million – of any UK university.
The University of Oxford's total research income for 2010/11 totalled £500.5 million. Of this sum, £123.9 million was received in HEFCE research funding, and £376.6 million was received from externally funded grants and contracts. Oxford's largest and most important competitive research funders over the past ten years have been the Wellcome Trust, the UK Research Councils and the European Commission. The support of, and our partnership with, all the funders and investors in research at Oxford is greatly appreciated.
There is extensive collaboration with leading university networks, among researchers and with public agencies and business, in the UK and internationally. The largest cluster of overseas research activity is the Africa and Asia Tropical Medicine network, involving more than 1,200 people, the Wellcome Trust, NGOs, national governments and local institutions, and focussed on improving health and on capacity building. There are many other examples in every academic department of Oxford research overseas and work with international collaborators.
Researchers based in different departments and institutes across the University are looking at many different aspects of climate change including climate science; mitigation; climate impacts and adaptation; and policy, governance and financing.
Oxford staff and student researchers address many of the major challenges that face our society, from language conservation to new vaccines, ageing to obesity, new energy sources to biodiversity. They use innovative research techniques and modern technology, both to examine problems of the modern world and to understand better the ancient world.
Source: http://www.ox.ac.uk/research/about_research_at_oxford/
The scale of research activity at Oxford is substantial, involving the four Academic Divisions, Continuing Education, Academic Services and University Collections (ASUC), more than 70 departments, the Colleges, 1632 academic staff (teaching and research), 3507 research and research support staff, and 4,637 postgraduate research students, supported by Oxford’s research administrators.
For the 2008 Research Assessment Exercise, Oxford submitted the largest number of researchers in a total of 48 fields. We were judged to have the largest volume of world-leading research (4* rated) of any UK university. Oxford subsequently received the highest amount of quality research funding from the Higher Education Funding Council for England (HEFCE) – nearly £119 million – of any UK university.
The University of Oxford's total research income for 2010/11 totalled £500.5 million. Of this sum, £123.9 million was received in HEFCE research funding, and £376.6 million was received from externally funded grants and contracts. Oxford's largest and most important competitive research funders over the past ten years have been the Wellcome Trust, the UK Research Councils and the European Commission. The support of, and our partnership with, all the funders and investors in research at Oxford is greatly appreciated.
There is extensive collaboration with leading university networks, among researchers and with public agencies and business, in the UK and internationally. The largest cluster of overseas research activity is the Africa and Asia Tropical Medicine network, involving more than 1,200 people, the Wellcome Trust, NGOs, national governments and local institutions, and focussed on improving health and on capacity building. There are many other examples in every academic department of Oxford research overseas and work with international collaborators.
Researchers based in different departments and institutes across the University are looking at many different aspects of climate change including climate science; mitigation; climate impacts and adaptation; and policy, governance and financing.
Oxford staff and student researchers address many of the major challenges that face our society, from language conservation to new vaccines, ageing to obesity, new energy sources to biodiversity. They use innovative research techniques and modern technology, both to examine problems of the modern world and to understand better the ancient world.
Source: http://www.ox.ac.uk/research/about_research_at_oxford/